Senin, 29 Agustus 2011

Refleksifitas kritis Ramadhan


By.La ode Machdani A

Eforia merebak dimana-mana, disetiap penjuru dunia dan seantero alam semesta, semua makhluk merayakan kebahagiaan atas kedatangan bulan Ramadhan. Bulan yang ditunggu oleh setiap makhluk, apatalagi manusia sebagai makhluk paling mulia di muka bumi. Setiap manusia pasti merasakan kerinduan yang mendalam di kala menjelang  dan mengakhiri ramadhan. Ini menjadi pertanyaan bagi kita. Adakah sesuatu yang sangat spesial yang membuat sense of heppiness itu hadir dalam diri setiap manusia? Kenapa kita merasakan kerinduan yang sangat pada sesuatu yang kadang kita tak tahu apa yang kita rindukan di kala bulan itu datang? Manusia dan alam semesta akan merayakan bulan itu dalam suka maupun duka.

Fenomena sosial yang terjadi dikala ramadhan datang adalah banyaknya manusia yang hilir mudik untuk kembali ke kampung halamannya dan berkumpul dengan sanak saudara dan keluarganya. Saat bulan itu hadir, semua manusia tiba-tiba rindu pada kampung halaman dan sanak keluarga mereka. Ini menjadi fenomena yang yang harus dipertanyan pada diri kita, Apakah fenomena seperti ini adalah rutinitas tahunan ataukan memang ada hal lain yang mendorong kita untuk bertindak demikian?

Orang–orang yang tak mudik atau tidak punya kampung halaman pun, menginginkan juga untuk pulang (perasaan untuk pulang), tapi mereka tidak tahu kemana mereka akan melabuhkan perasaan itu. Paling dekat untuk mengobati perasaan itu adalah berkumpul bersama sanak keluarga.

Pada kebiasaan masyarakat muslim, perayaan akan bulan ramadhan oleh manusia adalah dengan mempersiapkan segala sesuatu. Fenomena ini dapat dilihat dalam lingkungan sosial sekitar kita yang tiba-tiba saja semua manusia sangat konsumtif, berburuh pakaian, makanan, dan barang perabotan lainnya untuk menyambut kedatangan bulan ramadhan. Rutinitas itu sebagai ajang untuk memenuhi dan menyambut panggilan ramadhan, panggilan sense of heppiness, dan panggilan kerinduan terhadap sesuatu.

Inilah fenomena kehidupan di kala ramadhan, tapi apakah tindakan kita mempersiapakan segala sesuatu dalam menyambut ramadhan, adanya kerinduan dan sense of heppiness pada diri kita adalah sesuatu yang biasa-biasa saja? Ramadhan adalah moment, yang mengingatkan manusia, menyatukan rasa, dan mengetuk diri untuk kita melakukan reflektivitas atas diri. Moment yang sangat berbeda dibandingakan dengan moment di sebelas moment lainnya.

Ramadhan adalah rahmat dan hidayah bagi alam semesta dan setiap manusia yang disediakan oleh sang Pencipta untuk kita kembali pada fitrah kita sebagai manusia. Oleh karena itu, sense of heppiness, rasa kerinduan yang mendalam dan persiapan yang kita lakukan sebenarnya adalah panggilan fitrah. Sifat dasar manusia yang selalu mengarahkan manusia pada hakekat kemanusiaannya. Jadi, ramadhan adalah moment latihan untuk melakukan perjalanan spiritual untuk kembali pada fitrah (suci), kepada Tuhan yang Maha Besar, Maha Indah.

Menurut pandangan para ulama, setiap doa yang kita ucapkan, maka alam semesta akan membantu mendoakan juga apa yang kita doakan. Silakan berdoa, ramadhan adalah musim paling baik untuk anda menanam kebaikan kepada diri, orang lain dan alam semesta.

Waullahu alam bi sawab.